Minggu, 26 Februari 2017

Wiro Sableng #7 : Tiga Setan Darah & Cambuk Api Angin

Wiro Sableng #7 : Tiga Setan Darah & Cambuk Api Angin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

PEMUDA baju biru itu berdiri dengan gagahnya di puncak bukit. Angin dari timur bertiup melambai-lambaikan rambutnya yang gondrong menjela bahu. Sepasang matanya sejak tadi hampir tiada berkesip memandang lekat-lekat ke arah utara di mana berdiri dengan megahnya pintu gerbang Kotaraja.

Sudah hampir setengah hari dia berada di puncak bukit itu. Sudah jemu dan letih matanya memandang terus-terusan ke arah pintu gerbang. Namun manusia-manusia yang ditunggunya belum juga kelihatan muncul. Sebetulnya dia bisa menuruni bukit itu dan langsung memasuki Kotaraja. Tapi dia ingat pesan gurunya, di Kotaraja penuh dengan hulubalang-hulubalang Baginda, bahkan tokoh-tokoh silat kelas satu pentolan-pentolan Istana, banyak orang sakti berilmu tinggi sehingga menyelesaikan perhitungan di dalam Kotaraja sama saja mencemplungkan diri ke dalam jebakan dimana dia tak mungkin lagi akan keluar. Kalaupun ada jalan ke luar maka itu ialah jalan kepada kematian! Dia menunggu lagi. Sekali-sekali dia memandang ke jurusan lain untuk menghilangkan kejemuan dan kelesuan matanya. Kemudian bila dia memandang pada dirinya sendiri, memperhatikan tangan kirinya yang bun
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #7 : Tiga Setan Darah & Cambuk Api Angin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 25 Februari 2017

Wiro Sableng #58 : Bahala Jubah Kecono Geni

Wiro Sableng #58 : Bahala Jubah Kecono Geni Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SATU

SUARA GAMELAN MENGALUN dari arah bangsal yang terletak di sebelah timur sementara di bangsal besar yang disebut Bangsal Agung siap dilangsungkan suatu upacara besar yakni peresmian Raden Mas Ario Joko Pitolo dinyatakan sebagai putera mahkota. Meskipun penobatannya sendiri baru akan dilangsungkan beberapa tahun di muka, namun upacara peresmian dirinya sebagai putera mahkota merupakan upacara adat yang selalu dilaksanakan secara besar-besaran.

Ratusan undangan memenuhi Bangsal Agung. Mereka terdiri dari para tetamu khusus dari luar serta puluhan pejabat dan petinggi kerajaan, termasuk para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Kiyai Singgih Kanyoman berdiri dari kursi besar yang didudukinya, memandang ke arah rombongan pemain gamelan lalu mengangkat tangan kanan memberi isyarat. Serta merta suara gamelan mengalun perlahan dan akhirnya berhenti.

Orang tua berusia sembilan puluh tahun ini memutar tubuhnya ke arah kanan dimana Sri Baginda di atas singgasana emas. Di sebelah kiri duduk permaisuri. Di sebelah belakang di atas lantai pualam beralas permadani tebal berderet-deret duduk keluarga istana beserta sanak kerabat terdekat. Patih Jolosengoro duduk di barisan kanan bersama-sama dengan para menteri dan pejabat tinggi kerajaan lainnya.

C
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #58 : Bahala Jubah Kecono Geni Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 23 Februari 2017

Wiro Sableng #162 : Badai Laut Utara

Wiro Sableng #162 : Badai Laut Utara Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : SI CANTIK GILA DARI GUNUNG GEDE

TIGA penunggang kuda memperlambat lari tunggangan masing-masing ketika mencapai sebuah mata air di kaki Gunung Gede sebelah timur. Saat itu sang surya baru saja menggelincir dari titik tertinggi-nya udara yang sejuk di kawasan itu membuat terik cahaya matahari tidak terasa menyengat.
Penunggang kuda sebelah depan, seorang kakek berjubah kuning, berwajah merah seperti udang rebus dan cuma punya satu alis yaitu di atas mata kiri henti-kan kuda dekat mata air diikuti dua temannya. Dari peralatan penutup mata serta tanda-tanda pada pelana yang dimiliki tiga ekor kuda besar agaknya ke tiga penunggangnya bukan orang-orang sembarangan. Paling tidak mempunyai hubungan tertentu dengan Kerajaan di wilayah timur.

"Jika melanjutkan perjalanan dengan berlari, kurasa akan lebih cepat sampai di puncak gunung. Kita bisa meninggalkan kuda di tempat ini. Ada air, banyak rumput. Kelihatannya juga cukup aman. Bagaimana pendapat ki sanak berdua?" Si jubah kuning yang di Keraton Jawa Tengah dikenal dengan panggilan Lor Sakti Alis Tunggal bertanya pada du
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #162 : Badai Laut Utara Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 11 Februari 2017

Gulali Chaca

Gulali Chaca Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Eh… lihat!” terdengar di kanan telinga Chaca.
“Apa…,” sahut Chaca menoleh yang di tunjuk Sinta.
“Nyam… Gulali!” ucap Chaca dan Sinta serentak dan berlari ke arah yang ditunjuk Sinta.

Wow… banyak banget yang membeli gulali, dari anak kelas satu sampai kelas enam. Rasanya yang sweet, warna yang top dan berbentuk sesuka hati para siswa. Wah, ada yang berbentuk raket, kupu-kupu, bunga, gajah dan masih banyak lagi. Kalau Chaca memesan bentuk buku, karenanya ia kutu buku. Chaca suka banget sama buku novel, cerpen, puisi, pelajaran dan majalah islam.

Hmm… selain banyak buku, Chaca juga suka mengoleksi gantungan kunci. Ia punya gantungan kunci dari berbagai kota maupun luar negeri. Hebat… Chaca selalu mendapat peringkat satu, tak pernah mengalamai nilai turun. Sinta, teman sebangkunya. Ia juga bisa di sebut sahabat tapi kadang Sinta suka jahil sama Chaca.

Kadang mereka bertengkar gara-gara ulah Sinta, pertemanan mereka putus nyambung-putus nyambung. Hihihi… lucu, udah gede masih aja berantem. Siang itu, terlihat Chaca yang sedang malas mendengar Pak Guru berceramah. Fuff… bad day! Teng… Teng, terdengar buyi bel tanda pulang sekolah.

“Yes… eating gulali!” katanya semangat.

Oh… penjual gulali tidak ada, tadi pagi Chaca dan Sinta baru saja membeli. Chaca semakin kesal saja, ia pun segera pulang dengan Sinta dan Rani. Mereka sebagai peng
... baca selengkapnya di Gulali Chaca Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1